Type Here to Get Search Results !

Pentingnya "Parenting Education" Bagi Orang Tua Masa Kini


Keluarga merupakan sebuah satu kesatuan yang amat penting dalam menciptakan dasar pondasi pendidikan dan perkembangan setiap anak. karena awal perkembangan setiap anak akan sangat dipengaruhi oleh lingkungan terkecil, yaitu keluarga. Keluarga adalah yang pertama dan yang utama bagi anak untuk mulai berinteraksi, berkomunikasi, dan belajar pengalaman dari orangtuanya. Mempersiapkan anak untuk masuk dan tumbuh di lingkungan masyarakat merupakan tantangan bagi para orang tua sehingga  dalam mewujudkan fungsi tersebut orang tua perlu mengetahui ilmu terkait pola pendidikan dan pengasuhan yang baik dikenal dengan istilah ilmu parenting. 

Parenting merupakan ilmu yang berhubungan dengan pola pendidikan dan pengasuhan anak. Adapun definisi parenting menurut APA (American Psychological Association) suatu pola pengasuhan anak oleh orang dewasa dalam hal ini tidak terbatas dengan hubungan biologis yang memiliki tiga tujuan utama yaitu memastikan anak-anak selalu dalam keadaan sehat dan aman, mempersiapkan anak-anak agar tumbuh menjadi  produktif, dan menurunkan nilai-nilai budaya. Definisi parenting menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI yaitu sebuah interaksi yang terjadi antara orang tua dan anak dengan tujuan mendukung perkembangan fisik, emosi, sosial, intelektual, dan spiritual.

Ilmu parenting saat ini sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Adapun aktivitas parenting yang dapat dilakukan oleh para orang tua dengan memberi anak asupan nutrisi, memberikan petunjuk dan melindungi sebagai usaha untuk mengoptimalkan pertumbuhan dan perkembangan anak, pernah dilakukan penelitian yang melibatkan lebih dari 10.000 siswa, orang tua, guru dan administrator, periset di North Carolina State University, Universitas Brigham Young dan University of California, menemukan bahwa orang tua dapat membuat anak mereka lebih mungkin untuk sukses di sekolah dan kehidupan dengan rutin terlibat dalam pekerjaan rumah mereka dan menghadiri acara sekolah.  Banyak hal sederhana yang sebenarnya bisa dilakukan oleh para orang tua dalam menerapkan ilmu parenting seperti melibatkan anak dalam mengerjakan pekerjaan rumah contohnya membiarkan anak membantu orang tua saat memasak, rekreasi keluarga yang memiliki nilai edukasi namun tetap menyenangkan bagi anak, membiasakan anak untuk merapikan tempat tidurnya setiap pagi dan masih banyak hal sederhana lainnya yang dapat diterapkan oleh orang tua dalam menerapkan ilmu parenting.


Berikut beberapa Jenis  parenting yang biasa diterapkan oleh orang tua:

1.   Authoritarian Parenting, ciri-cirinya orang tua yang berlaku otoriter (memeritah) kepada anak. Orang tua merasa semua keinginannnya harus dituruti oleh anak, merasa selalu benar, dan membatasi ruang gerak anak.  Dampak pola pengasuhan seperti ini anak biasanya tidak sulit untuk mengikuti sebuah aturan namun anak akan tumbuh menjadi pribadi yang agresif dan rentan memiliki konflik dengan orang lain serta hilangnya rasa harga diri anak yang dikarenakan opininya sering diabaikan oleh orang-orang terdekatnya dalam hal ini orang tua. Adanya aturan yang terlalu ketat juga berpotensi menjadi pembohong ulung karena mereka terbiasa berbohong untuk menghindari hukuman yang keras dari orang tua.

2.   Authoritative Parenting, Kebalikan dari authoritarian parenting, authoritative parenting justru memberikan dukungan terhadap pilihan yang diambil anak, hasilnya anak lebih percaya diri. Ia juga akan lebih muda menyampaikan opininya sendiri karena tidak dihalang-halangi oleh paksaan orang tua. Anak yang dibesarkan dengan pola pengasuhan ini kemungkinan akan tumbuh menjadi sosok taat aturan tanpa paksaan, anak-anak juga akan merasa percaya diri dan nyaman dalam mengutarakan pendapatnya, serta anak akan tumbuh bahagia dan bijak dalam membuat keputusan. Pola pengasuhan ini  juga dinilai sebagai salah satu pola pengasuhan yang paling banyak melahirkan anak-anak yang sukses saat dewasa.

3.   Indulgent Parenting, orang tua bertindak amat permisif  terhadap pilihan atau pemikiran anak. Hasilnya anak akan tumbuh menjadi pribadi yang manja karena orang tua selalu permisif dan menuruti kehendak anak. selain itu anak juga akan menunjukkan perilaku yang kurang sopan atau menghargai karena tidak terbiasa mengikuti aturan. Pola pengasuhan ini juga banyak menghasilkan anak dengan sosok yang kurang percaya diri.

4.   Neglectful Parenting, orang tua jarang atau bahkan tidak terlibat sama sekali dalam pengasuhan anak biasanya disebabkan orang tua yang harus bekerja siang dan malam sehingga jarang berkomunikasi dengan sang anak. Akibat pola pengasuhan ini menimbulkan jarak antara anak dengan orang tua, serta anak kemungkinan akan tumbuh menjadi orang yang tIdak bahagia dan kurang rasa percaya diri.

Penerapan ilmu parenting yang baik dalam keluarga sangat bermanfaat terutama  bagi anak diantaranya, pola pengasuhan yang baik akan membentuk kepribadian anak contohnya sejak kecil dibiasakan merapikan dan menyimpan mainannya pada tempatnya hal ini melatih anak menjadi pribadi yang bertanggung jawab. Selain itu dengan pola pengasuhan yang baik kebutuhan dasar anak dapat terpenuhi oleh orang tuanya baik itu kebutuhan sandang, pangan, dan papan. Orang tua yang memahami ilmu parenting akan selalu berupaya memenuhi kebutuhan sang anak dengan menyediakan makanan sehat untuk anaknya, menciptakan lingkungan tempat tinggal yang nyaman dan kondusif untuk tumbuh kembang anak, serta mendidik anak-anaknya menggunakan pakaian yang sopan.

Tidak hanya bermanfaat untuk anak ilmu parenting ini juga sangat bermanfaat bagi orang tua, orang tua bisa lebih tenang dalam mengawasi pergaulan anak mereka  karena anak yang sudah dibekali dengan nilai moral dan pendidikan agama sejak dini akan lebih mampu menjaga diri mereka dari dampak negatif pergaulan di masa sekarang yang sulit untuk dikontrol seperti penyalahgunaan narkoba, sex bebas, dan masalah remaja lainnya.


Beberapa perilaku akibat kesalahan pola asuh: 

1.     Anak sering menangis dan mudah tersinggung disebabkan orang tua kurang memberikan perhatian yang ditunjukkan baik secara fisik maupun verbal.

2.     Terlalu sering berbohong, orang tua biasanya memberikan reaksi berlebihan dari kesalahan yang pernah dilakukan anak sehingga anak terpaksa berbohong karena takut akan reaksi yang diberikan orang tua.

3.     Self esteem rendah, karena anak kurang mendapatkan nasehat dan motivasi dari orang tuanya padahal hal itu sangat dibutuhkan oleh anak.

4.     Sering merasa ketakutan, biasanya disebabkan karena orang tua bereaksi berlebihan ketika anak menghadapi rintangan dalam hidupnya.

5.     Merasa iri hati, sikap orang tua yang sering membanding-bandingkan anaknya akan menimbulkan rasa iri hati sang anak ketika melihat orang lain yang melebihi mereka padahal sejatinya yang perlu ditanamkan di benak anak bahwa tidak ada manusia yang terlahir sempurna semuanya memiliki kelebihan juga kekurangan.

6.     Tidak bisa bangkit dengan dirinya sendiri, anak yang diasuh dengan pola yang permisif akan menghasilkan anak ketergantungan dan sulit untuk berdikari.


Orang tua perlu mengingat bahwa ilmu Parenting bukan hanya berbicara terkait materi pola  pendidikan dan pengasuhan anak melainkan dibutuhkan  komitmen dari orang tua untuk memiliki keterampilan khusus, pribadi yang baik yang melekat dalam individu dari setiap orang tua yang dijadikan sebagai panutan untuk ditiru oleh anak dan hal ini diperoleh orang tua dengan belajar. 

Jadi untuk orang tua jangan pernah bosan untuk belajar menjadi orang tua yang baik serta jadilah orang tua yang kreatif dan inovatif dalam memberikan pengasuhan kepada anak. 

Widya Rachmawati, Mahasiswi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Walisongo Semarang

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.