Kegiatan tersebut dilakukan sebulan sekali secara bergantian di RW 01 dan RW 02 setiap awal bulan oleh ibu-ibu PKK, Kader bina Keluarga Lansia (BKL) hingga petugas kesehatan Puskesmas.
Pada bulan ini, kegiatan tersebut dilaksanakan di rumah Kepala Lurah Desa Klampoklor dengan turut serta menggandeng Mahasiswa KKN MIT 14 Kelompok 88 UIN Walisongo.
Tujuan posyandu lansia adalah untuk mengetahui kondisi kesehatan lansia di desa tersebut apakah dalam kondisi yang baik atau sebaliknya. Sehingga, jika terdapat lansia yang perlu penanganan lebih lanjut dapat segera diberikan penanganan yang tepat.
Mualifah selaku Ketua PKK Desa Klampok Lor mengatakan prosesi posyandu lansia diawali dengan menunggu antrian, menulis biodata hingga tes asam urat dan kolesterol.
“Di awal kegiatan para lansia diarahkan untuk mengantre menunggu giliran, menulis biodata, cek berat badan dan tekanan darah. Selanjutnya lansia diarahkan untuk tes asam urat hingga kolesterol,” katanya.
Ia melanjutkan, kegiatan tersebut tidak hanya di isi dengan cek kesehatan tapi juga terdapat kegiatan lainnya.
“Tidak hanya cek kesehatan, tapi juga ada penyuluhan terkait kondisi kesehatan lansia hingga senam pagi,” lanjutnya,
Salah satu kader BKL, Kunayah menerangkan lansia terbagi atas 3 kategori yaitu Pralansia, lansia hingga lansia beresiko tinggi.
“Lansia sendiri terdiri dari 3 kategori. Yaitu pralansia dari umur 45-59 tahun, lansia 60-70 tahun dan yang terakhir lansia beresiko tinggi yang berusia 70 tahun ke atas dengan masalah kesehatan,” terangnya.
Rukanah juga menerangkan, dari 154 undangan yang diberikan kepada lansia di RW 01 hanya 83 lansia yang menghadiri kegiatan posyandu lansia tersebut. Sedangkan untuk masalah kesehatan, lansia sering mengeluhkan penyakit seperti asam urat, darah tinggi hingga kolesterol,”
“Jika mendapati lansia dengan penyakit serius biasanya akan dirujuk ke puskesmas hingga ke RSUD Sunan Kalijaga Demak,” ujar Rukanah.
Ditulis oleh Ihsanul Fikri
