Type Here to Get Search Results !

Diskriminasi Kesetaraan Gender Pespektif Sosial dan Budaya




Manusia diciptakan oleh Tuhan dengan membawa fitrah dan potensi masing-masing, baik laki-laki maupun perempuan semuanya memiliki kelebihan juga kekurangan masing-masing. Di masyarakat kita sendiri, tentunya sudah tidak asing dengan istilah gender. Gender merupakan kata yang berasal dari bahasa Imggris yang berarti “Jenis Kelamin”. 


Gender juga dapat diartikan sebagai pembagian peran sosial sesuai jenis kelamin seseorang. Konsep gender digunakan untuk mengidentifikasi adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan. Gender juga dapat dikatakan sebagai sifat yang melekat pada laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh faktor sosial atau budaya di mana seseorang tersebut tinggal.


Namun sayangnya, selama ini konsep gender yang ditemukan di lingkungan masyarakat masih keliru. Dalam hal ini, banyak masyarakat yang membedakan antara laki-laki dan perempuan. Pandangan tersebut masih ada sampai sekarang ini meskipun zaman sudah berubah. Diskriminasi masih dijumpai sampai sekarang. Adanya perbedaan jenis kelamin melahirkan perbedaan gender dan perbedaan gender melahirkan berbagai ketidakadilan. 


Banyak masyarakat masih beranggapan bahwa, laki-laki adalah sosok strong human dan perempuan adalah sosok makhluk lemah. Hal ini bisa dibuktikan dengan pembagian kerja, biasanya pekerjaan yang berat selalu dilimpahkan ke laki-laki. Karena ada anggapan bahwa, perempuan tidak bisa bekerja berat. Selain itu, masyarakat kita masih berpikiran kalau perempuan kodratnya adalah menjadi ibu rumah tangga, biasanya dalam Jawa terkenal dengan Macak, Masak dan Manak ( Berdandan, Memasak dan Melahirkan ). 


Dalam hal kepemimpinan juga, masyarakat masih menaruh kepercayaan kepada laki-laki untuk memimpin suatu organisasi atau lembaga. Karena perempuan dianggap kurang tegas dalam memimpin. Sedangkan pada sektor publik dan domestik, perempuan juga memiliki beban berlebihan, di era sekarang ini, perempuan sudah merambah ke ranah publik untuk meningkatkan penghasilan yang tidak sejalan dengan budaya tertentu dan masih membuat perempuan masih terhambat.


Budaya masyarakat yang ada membuat perempuan melakukan peran ganda yaitu sebagai pekerja dan Ibu rumah tangga. Hal ini membuat perempuan harus berupaya untuk menyeimbangakn perannya baik di dalam rumah maupun di luar rumah. Padahal sebenarnya, tugas rumah tangga juga bisa dilakukan oleh laki-laki bahkan merupakan tanggungjawab semua anggota keluarga.


Laki-laki dan perempuan adalah manusia, lalu mengapa sesama manusia saling membeda-bedakan? Adanya kesetaraan gender dibutuhkan dan harus direalisasikan.  Setara di sini bukan berarti harus sama, akan tetapi bagaimana antara laki-laki dan perempuan tidak terjadi diskriminasi. Selain itu antara laki-laki dan perempuan memperoleh kesempatan dan hak sebagai manusia agar bisa mengembangkan potensinya di ranah sosial budaya.


Kesetaraan gender bukan berarti melawan laki-laki dan bukan berarti membuktikan siapa yang kuat. Tapi kesetaraan gender merupakan sebuah perang untuk melawan sistem dan ketidakadilan yang ada di masyarakat yang menjunjung tinggi budaya patriarki.


Kharirroh, Mahasiswi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah ( PGMI) UIN Walisongo Semarang 

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.