Type Here to Get Search Results !

Bukan Sekedar Lagu, Tembang Lir Ilir Mengandung Nilai-nilai Pendidikan yang Mendalam

Proses penyebaran Islam di Indonesia yang dilakukan oleh Walisongo menggunakan berbagai cara untuk berdakwah supaya ajaran agama islam dapat diterima dengan baik oleh masyarakat.

Salah satunya ialah menggunakan media lagu seperti yang dilakukan oleh salah satu Walisongo yaitu Sunan Kalijaga dalam upayanya berdakwah, yaitu dengan menciptakan lagu ilir-ilir.


Lagu ilir ilir diciptakan oleh Raden Syahid yang kemudian sekarang lebih dikenal dengan sebutan Sunan Kalijaga saat menyebarkan Agama Islam saat di tanah jawa. Mari kita simak lirik lagu tembang ilir-ilir berikut ini.


Lir ilir, lir ilir (bangunlah , bangunlah)

Tandure wis sumilir (tanaman sudah bersemi)

Tak ijo royo-royo tak senggo temanten anyar (demikian menghijau, bagaikan pengantin baru”)

Cah angon-cah angon penekno belimbing kuwi (anak gembala-anka gembala, panjatlah pohon belimbing itu)

Lunyu-lunyu penekno kanggo mbasuh dodotiro (biar licin dan susah tetaplah kau panjat untuk membasuh pakaianmu )

Dodotiro-dodotiro kumitir bedhah ing pinggir (pakaianmu-pakaianmu, terkoyak-koyak dibagian samping)

Dondomono jlumatono kanggo sebo mengko sore (jahitlah, benahilah, untuk menghadap nanti sore)

Mupung padhang rembulane (mumpung bulan bersinar terang)

Mumpung jembar kalangane (mumpung banyak waktu luang)

Yo surako surak iyo (bersoraklah dengan sorakan Iya!)


Manusia tidak bisa lepas dari pendidikan, karena pendidikan dapat menjadi pendorong untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Bukan hanya sekedar tembang yang dijadikan sebagai media dakwah, tembang ilir-ilir juga mengandung beberapa nilai-nilai pendidikan, diantaranya:

Nilai Religius

Dalam tembang ilir-ilir terdapat makna tersirat dalam lirik “tandure wis sumilir”. Artinya benih yang ditanam sudah mulai tumbuh. Dalam istilah ini tanaman yang dimaksud adalah iman. Iman atau kepercayaan merupakan sebuah benih yang ada dalam diri manusia. Karena manusia yang hidup tidak lepas dari nafsu dan akal yang mau tidak mau harus menjawab tantangan nurani tentang eksistensi Tuhan.

Fikiran manusia yang ingin mengetahui segala sesuatu, misalnya kenapa manusia bisa hidup di dunia, siapa yang membuat manusia, dan tujuannya apa manusia hidup di dunia.

Pertanyaan-pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan dasar bagi diri manusia sendiri, pada akhirnya manusia dalam keadaan sadar atau tidak sadar akan mengakui bahwa ada Tuhan yang Maha Pencipta.

Nilai Kerja Keras

Dalam tembang ilir-ilir terdapat makna tersirat didalamnya yaitu “lunyu-lunyu penekno” yang artinya walaupun licin tapi tetap panjatlah.

Cah angon sudah mengetahui apabila mau mendapatkan buah belimbing maka harus melewati tantangan dan berfikir untuk mencari solusi dalam menghadapi tantangan pohon yang licin tersebut.

Jika dikaitkan dengan pendidikan peserta didik mempunyai tugas yaitu menuntut ilmu dan tujuan yaitu belajar untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Pendidik akan memberikan tantangan kepada peserta didik berupa soal dan tugas-tugas tentang materi yang sudah diajarkan.

Disaat peserta didik diberi tugas oleh  guru, maka peserta didik wajib untuk mengerjakan tantangan tersebut walaupun sulit menjawab. Hal ini membuktikan bahwa kanjeng Sunan menciptakan tembang ilir-ilir dengan maksud untuk selalu berusaha dan jangan pantang menyerah dalam menghadapi tantangan atau ujian,

Nilai Menghargai Prestasi

Dalam tembang ilir-ilir tersirat dalam lirik “yo surako surak hiyo” yang artinya bersolaklah iya. Digambarkan pada cah angon yang telah berhasil memanjat pohon belimbing yang licin, banyak tantangan dan gagal berkali-kali.

Akan tetapi cah angon perlu diberipenghargaan karena tidak mudah untuk pantang menyerah dalam menggapai sesuatu (belimbing). Sebagai sesama manusia alangkah baiknya untuk diberikan apresiasi dengan bersorak iya bersama-sama.  

Jika dikaitkan dengan pendidikan peserta didik yang telah berhasil mengerjakan tantangan atau tugas yang diberikan guru, maka guru harus mengapresiasi kinerja dari peserta didik, agar semangat dalam belajar tidak luntur dan terus semangat.

Bentuk apresiasi bisa dengan tepuk tangan atau bisa juga dengan dikasih sesuatu yang bermanfaat untuk peserta didik. Misalnya buku, pulpen, pensil dsb.  

Nilai Tanggung Jawab

Dalam tembang ilir-ilir tedapat pesan tersirat didalamnya yaitu pada lirik “dodotirododotiro, kumitir bedah ing pinggir, dondomono jlumantono kanggo sebo mengko sore”. Berisi tentang nilai tanggung jawab. Maksudnya setiap manusia telah diberikan potensi masing-masing dan harus mempertanggung jawabkan apa yang dilakukan dan apa yang dimiliki.

Dalam bait ini potensi yang dimaksud dalah akhlak. Ketika ada perbuatan kita yang salah maka harus segera memperbaiki kesalahan tersebut sebelum kematian menjemput kita.

Nilai Ibadah

Ibadah adalah sebutan yang mencangkup seluruh apa yang dicintai dan diridhai Allah SWT, baik berupa ucapan atau perbuatan yang zahir maupun batin. Ibadah dibagi menjadi tiga hati, lisan, dan perbuatan.

Dalam tembang ilir-ilir terdapat dalam lirik “mumpung padang rembulane mumpung jembar kalangane”. Maksudnya selama manusia masih diberi umur panjang gunakan waktu itu dengan sebaik-baiknya dengan cara beribadah dengan Allah. Misalnya mengerjakan sholat, berdzikir, mengerjakan perbuatan yang baik.

Widya Rachmawati, 

Mahasiswi Pendidikan Islam Anak Usia Dini (PIAUD) UIN Walisongo Semarang

Posting Komentar

0 Komentar
* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.